Minggu, November 13, 2011

Tokoh Pendidikan itu Telah Tiada

Riau berduka, Drs H Samad Thaha tokoh pendidikan Riau serta Ketua Tim Panitia Pembentukan Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) telah berpulang ke Rahmatullah. Ia menghembuskan napas terakhir hari Kamis tanggal 30 September 2010 sekitar pukul 12.00 WIB di Rumah Sakit Awal Bros, Pekanbaru. Samad Thaha berpulang ke haribaan Illahi karena sakit tua yang kini berusia 84 tahun. Ia sudah beberapa kali masuk-keluar rumah sakit, setelah dirawat dirumah sakit kondisinya kian lemah lantaran sakit paru-paru basah yang dideritanya

Lahir di Kenegerian Benai Kabupaten Kuantan Singingi pada 28 Juni 1926. Ia meninggalkan seorang istri bernama Hj Fatimah Zainab dengan 10 anak, 3 orang adik, 18 cucu dan 5 cicit.

Gubernur Riau HM Rusli Zainal seperti ditulis Riau Pos, menyatakan ikut berbelasungkawa atas meninggalnya Samad Thaha. Kata Rusli, almarhum adalah salah seorang tokoh Riau yang banyak berjasa untuk daerahnya. "Pak Samad adalah salah seorang putra terbaik Riau. Semoga kita yang ditinggalkan bisa menauladani apa yang pernah dilakukannya untuk daerah ini," jelas Rusli saat melayat ke rumah duka.

Siang Kamis hingga Jumat subuh, Samad disemayamkan sementara di rumah duka Jalan Tangkuban Perahu Nomor 2, Kelurahan Rintis, Kecamatan Limapuluh. Kemudian jenazahnya dibawa ke Telukkuantan. Setelah di shalatkan di Mesjid Al-Jihad dimakamkan di pemakaman umum Tobek Sontual desa Koto Telukkuantan.

Separuh Usianya  untuk Pendidikan
Hampir setengah dari usia almarhum, seperti diungkapkan Sudi Fahmi, didedikasikan untuk pendidikan. Mulai dari guru Sekolah Rakyat (SR) sampai pada pendiri dan pengurus yayasan yang menyelenggarakan pendidikan menengah dan tinggi.
Bersama rekannya Intan Judin dan Musa Jasdi serta tokoh masyarakat beliau mendirikan SMP IV Koto Benai  (sekarang SMPN 1 Benai) di bawah naungan Yayasan Pendidikan IV Koto Benai. Usai berjalan baik lalu mendirikan SMA (sekarang SMAN 1 Benai). Terakhir pada tahun 1995 bersama Bakrie K BA mantan anggota DPRD Riau,  beliau mendirikan MDA dan SMK (sekarang bernama SMK Negeri 1 Benai) yang bernuansa Islami dibawahi naungan Yayasan Pendidikan Islam Muttaqin (YPIM) Benai. Sampai sekarang oleh Pemda Kuansing nuansa Islami itu masih tetap dipertahankan, dan  menjadikan sekolah tersebut sebagai percontohan.

Begitu, SMP, SMA dan SMK tadi mulai eksis, lantas almarhum menyerahkan pada pemerintah untuk dijadikan sekolah negeri yang dibiayai pemerintah. Selain itu pembangunan SMAN 1 Teluk Kuantan yang dahulunya oleh masyarakat Telukkuantan dikenal dengan SMA lengkap, juga dilaksanakan semasa beliau menjabat sebagai Kabid Pendidikan Menengah Umum pada Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Riau.

Selain dikenal sebagai guru dan kepala sekolah, semasa dinas almarhum banyak dipercaya mmemegang sejumlah jabatan. Di antaranya Kepala Inspektorat Pendidikan Umum dan Keterampilan Kejuruan (PUKK) pada Perwakilan Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Riau pada 1967-1971, Kepala Bidang Pendidikan Menengah Umum dan Pengawas pada Kanwil P & K Riau, anggota DPR RI 1982-1987 dan Wakil Sekjen PGRI Pusat 1985-1987. Untuk pengabdian almarhum di dunia pendidikan pemerintah menganugerahkan Satya Lencana pada 1978.

Sebagai tokoh masyarakat, almarhum juga dipercaya menjadi anggota Dewan Penasihat LAM Riau. Lalu sebagai Ketua Pengarah Mubes Rakyat Kuansing untuk pembentukan Kabupaten Kuansing pada 1999. Ia juga menjadi pendiri sekaligus pengurus tujuh yayasan yang bergerak di dunia pendidikan, baik di Pekanbaru maupun di Kuansing.

Panutan para Guru
Meninggalnya mantan Wakil Sekjen PGRI pusat ini memberikan kesan yang mendalam bagi kalangan pendidikan di Riau. Hal ini dikarenakan sosok almarhum mendapat tempat tersendiri di hati bagi kalangan pendidik.

Seperti yang diakui oleh Ketua PGRI Riau Prof Dr Isjoni MSi. Menurut Isjoni, almarhum adalah sosok suri tauladan bagi para guru. "Riau kehilangan tokoh pendidikan, yang banyak melahirkan ide-ide brilian dalam memajukan pendidikan di Riau," kata Dekan FKIP Unri ini.

Selama masa hidupnya, kata Isjoni, almarhum menjadi tokoh panutan para guru, hal itu dibuktikan dengan kedekatannya para guru. Tidak membeda-bedakan guru dari berbagai kalangan, semuanya dinilainya adalah sama.
 

Satu hal yang berkesan dari almarhum adalah sikap sederhana dan bersahaja. "Selalu mendengar dan menghargai pendapat orang lain, tidak pernah membantah, apalagi menidakkan. Semuanya itu dilakukannya," kenang Isjoni.

Selain itu juga, sebut Isjoni almarhum memiliki pemikiran dan wawasan yang luas. Bahkan hasil-hasil pemikirannya yang bernas itu menjadikan almarhum mendapat kepercayaan pada posisi strategis, seperti Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud), anggota DPR-RI, Wakil Sekjen PGRI pusat dan lainnya.
 

Di kalangan pendidik dan non-pendidik, almarhum dikenal dengan keramahannya. Setiap undangan yang diberikan kepada beliau selalu dipenuhi walau dengan kondisi apapun. Kini almrahum telah tiada, dan jasanya selalu dikenang bagi semua orang, terutama kalangan pendidik. "Selamat jalan Pak, semoga Allah SWT memberikan tempat yang layak disisi-Nya," doa Isjoni.

Pemkab dan Masyarakat Kuansing Berduka
Bagi masyarakat Kuansing Samad Thaha adalah tokoh pejuang dan tokoh pendidikan   yang sangat berjasa dalam meningkatkan SDM Kuansing. Beliau turut berjuang mempertahankan kemerdekaan RI pada Agresi II tentara Belanda dalam Kompi Ular Tedung di daerah pucuk rantau Kecamatan Kuantan Mudik. Saat itu Samad sudah menjadi guru SR. Ia bertugas di bagian logistik. Berkat perjuangannya itu, ia tercatat sebagai anggota Legiun Veteran RI.

Bagi masyarakat Kuansing terutama yang berasal dari Benai yang kuliah di Pekanbaru, almarhum merupakan orangtua tempat mengadu apabila ada kesulitan. Bukan hanya masalah kuliah tetapi juga masalah ekonomi. Karena kebanyakan mahasiswa waktu itu berasal dari orangtua yang kurang mampu.

Bupati Kuansing H Sukarmis saat pelepasan jenazah secara pribadi maupun sebagai bupati sangat berduka dan merasa kehilangan. Karena bagi dirinya, Samad Thaha sudah dianggapnya seperti orang tua dan tempat dirinya bertukar pikiran.

Samad Thaha di mata Bupati adalah tokoh masyarakat Riau dan tokoh Kabupaten Kuansing yang aktif di bidang pendidikan. Dalam pendirian Kabupaten Kuansing almarhum merupakan Ketua Tim Panitia Pendirian Kabupaten Kuansing. Untuk itu, Sukarmis berharap apa yang dilakukan untuk Kabupaten Kuansing oleh almarhum menjadi pahala dan selalu dikenang bagi masyarakat Kuansing. Oleh karena itu Bupati Kuansing mengajak seluruh masyarakat Kuansing mencontoh dan meneladani apa yang telah beliau perbuat untuk negeri ini.

Wakil Bupati Mursini menyebutkan, sebagai pejabat, pribadi maupun keluarga merasa sangat berduka atas kabar ini. "Dan wajar kiranya, masyarakat Kuansing juga ikut turut berduka cita. Karena jasa beliau membangun kabupaten ini," ujarnya.

Menyinggung soal bentuk penghargaan Pemkab atas jasa-jasa semasa hidup almarhum dalam pendirian Kabupaten Kuansing, Mursini menyebutkan perlu menjadi pertimbangan pemerintah daerah. Misalnya saja, mencantumkan namanya di salah satu bangunan atau jalan yang ada di Kabupaten Kuansing.


Riwayat Hidup Drs H Samad Thaha, MBA

Riwayat Pendidikan
Sekolah Rakyat 1935 -1940
SVU 1940 - 1942
Normaal School 1946-1947
KG B 1955
Sarjana Muda FKIP 1967-1970
Sarjana Lengkap 1976

Riwayat Pekerjaan
Guru Sekolah Rakyat di Teluk Kuantan 1942-1952
Kepala Sekolah Rakyat di Telukkuantan 1952-1954
Kepala SGB di Telukkuantan 1957-1960
Kepala Asrama Pelajar di Tg. Pinang 1959 ? 1961
Kepala SMP di Dabo Singkep 1961 -1965
Kepala Inspeksi PUKK Prop. Riau 1967 - 1971
Kabid PMU1  1971-1975
Kabid PMU pada Kanwil P& K Propinsi Riau 1975-1979
Pengawas pada Kanwil P & K Propinsi Riau 1979 - 1980
Ketua PGRI Riau 1975 - 1980
Anggota DPR RI  periode 1982 -1987
Wakil Sekjen PGRI   1985 - 1987

Riwayat Lain-Lain
Anggota Pembentukan Sumatera Tengah
Ikut Pembentukan Propinsi Riau
Anggota Pasukan Ular Todung 1948 di daerah pucuk rantau Hulu Kuantan
Anggota Veteran  Republik Indonesia
Penerima Penghargaan Satya Lencana Karya  Satya 1978
Dewan Pengurus Lembaga Adat Melayu Riau
Ketua MUBES Rakyat Kuantan Singingi
Ikut Pembentukan Kabupaten Kuantan Singingi
Pendiri Yayasan Jalur Wisata Pekanbaru
Pendiri/pengurus Yayasan  STIP  Kuansing
Pendiri/pengurus Yayasan Pendidikan Islam Kuansing
Pendiri dan Ketua Yayasan Pendidikan Islam Muttaqin Benai.


Jumat, April 23, 2010

PT. Telkom Bangun Wifi Hotspot di Benai

Semakin meningkatnya kebutuhan akses internet di masyarakat saat ini PT. Telkom Indonesia  Regional Sumatera membangun  tempat untuk akses internet Wifi Hotspot  gratis yang diberi nama Internet Modern Corner (IMC), sehingga masyarakat yang membutuhkan akses internet dapat memanfaatkannya tanpa dipungut bayaran. 
Menurut Bapak Overlis  General Manager Consumer Service Regional Sumatera
PT. Telkom rencananya akan dibangun di 20 kabupaten dari 151 kabupaten yang ada di Sumatera, yang sudah dibangun yaitu di alun-alun Binjai, Stabat Kabupaten langkat, Lubuk Pakam Kabupaten Deli serdang, Medan, Batam, Palembang, Pangkal Pinang, Bandar Lampung dll. Semua pejabat bupati dan walikota sangat mendukung kegiatan Telkom tersebut sehingga internet dengan media WiFi tersebut ramai dikunjungi masayarakat terutama para pelajar, seperti yang di tulis pada blog pribadinya http://putrakuantan.blogspot.com.

Jumat, Januari 29, 2010

Siberakun dan Usaha Gula Enau Tradisional

Siberakun adalah sebuah kenegerian, yang merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Kuantan Singingi. Kenegerian Siberakun terdiri dari 5 desa yaitu Desa Siberakun, Desa Pulau Tongah, Desa Ujung Tanjung, Desa Banjar Lopak dan Desa Gunung Kesiangan. Siberakun terletak di daerah aliran sungai Kuantan kurang lebih 15 km sebelah timur ibukota kabupaten Kuantan Singingi, Teluk Kuantan. Sebagian besar penduduknya adalah petani dan sebagian kecil pegawai negeri sipil, wiraswasta, tukang dan lainnya.
Siberakun juga terkenal sebagai penghasil gula enau tradisional yang diolah dari nira pohon aren (Arenga pinnata) yang di usahakan secara turun temurun. Nira yang dihasilkan dari tandan buah aren itu diolah dan dimasak sehingga menjadi gula berwarna coklat. Rasanya manis dan enak, biasanya penduduk lokal menggunakannya sebagai pemasnis pengganti gula pasir untuk membuat makanan tradidional seperti onde-onde (kelepon), bubur kacang hijau, cendol dan lainnya. Berbicara mengenai rasanya lebih enak dari gula merah yang dibuat dari nira kelapa karena rasanya lebih manis sedangkan gula kelapa terasa agak asam.