Minggu, Januari 18, 2009

Himbauan Panwaslu Kecamatan Benai


Agar terciptanya pemilihan umum yang jujur dan adil serta benar-benar demokratis PANWASLU Kecamatan Benai mengimbau seluruh komponen masyarakat dan seluruh pengurus partai politik dan segenap caleg di Kecamatan Benai agar bersama-sama mematuhi aturan dan perundang-undangan yang terkait dengan penyelenggaraan pemilihan umum.
Dalam hal ini Panwaslu Kecamatan Benai mengharapkan kepada masyarakat untuk melaporkan/menginformasikan pelanggaran yang menyangkut penyelenggaraan pemilu yang terjadi ditengah-tengah masyarakat kepada pihak Panwaslu dengan menyertakan bukti-bukti dan saksi-saksi yang dapat dipertanggung jawabkan.

Juga kepada seluruh pengurus partai maupun tim sukses caleg yang bersangkutan Panwaslu mengharapkan agar pemasangan alat-alat peraga kampanye berupa bendera partai, kalender, baliho, stiker dal alat-alat peraga lainnya agar dapat ditertibkan seperti pemasangan bendera di jalan raya hendaknya tidak mengganggu ketertiban lalu-lintas, tidak menutupi dan menghalangi rambu-rambu lalu lintas.

Terkait dengan Undang-undang Pemilu No. 10 tahun 2008 pasal 84 huruf h menyangkut larangan memasang atribut partai di rumah ibadah, gedung pemerintah dan sarana pendidikan. Menurut Ketua Panwaslu Kecamatan Benai Syamsul Anwar berdasarkan inspeksi mendadak (sidak) yang dilaksanakan Panwaslu Kecamatan Benai, masih terdapat pemasangan atribut partai politik di 3 (tiga) tempat terlarang tersebut.

Sekali lagi Panwaslu Kec. Benai menghimbau kepada masyarakat dan pengurus partai politik untuk dapat bekerja sama supaya tercipta pemilu yang adil dan berkualitas,demikian Syamsul Anwar mengakhiri pembicaraan.(yuf)

Kamis, Januari 15, 2009

Toluak Kuantan, Rondang paku palomak makan dan guru yang “killer itu

Carito lamo:
Toluak Kuantan, Rondang paku palomak makan dan guru yang “killer itu”.

Pada masa-masa sulit dahulu tahun 60 s/d 70-an kota Teluk Kuantan (Toluak) merupakan pusat pendidikan dimana banyak anak-anak dari luar daerah setelah tamat SLTP pergi melanjutkan sekolahnya di Teluk Kuantan, waktu itu baru ada beberapa sekolah setingkat SMA sekarang, seperti SPG, Madrasah Mualimin Muhammadiyah dan lain-lain.

SPG Negeri merupakan sekolah favorit waktu itu, sekolah yang mendidik calon guru sekolah dasar. Pada awalnya SPG merupakan gedung bekas sekolah Cina dahulunya, pada zaman Indonesia baru merdeka sekolah itu diambil alih oleh pemerintah Indonesia zaman Orde Lama dulu, namun SPG itu pun sudah tidak ada lagi, sekarang sudah menjadi Pasar Rakyat.

Kalau ditanya apa motivasi mereka melanjutkan sekolah di SPG, pasti mereka mengatakan supaya mudah dapat kerja menjadi pegawai negeri. Setelah tamat SPG mereka langsung diangkat menjadi guru, sehingga tidak heran banyak orangtua yang berlomba-lomba memasukan anaknya ke sekolah itu.

Walaupun pada waktu itu gaji guru jauh dari mencukupi untuk kebutuhan hidup sehari-hari, hanya cukup untuk satu dua minggu, tidaklah sebesar seperti sekarang ini, para orangtua tetap berkeinginan memasukan anaknya ke sekolah, itu supaya anaknya setelah tamat menjadi guru. Tidaklah berlebihan kalau Toluak dikatakan kota tempat mencetak guru sekolah dasar, karena memang pada umumnya orang Toluak berprofesi sebagai guru, terutama guru sekolah dasar.

Kalau kita lihat pada waktu tahun 70-an itu mulai dari Lubuk Jambi sampai ke Tembilahan setiap ada Sekolah Dasar pasti ada orang Toluak yang menjadi guru disitu. Sehingga ada pameo jika ada orang Toluak tersesat tidak tahu harus kemana di daerah Tembilahan (baca: Indragiri Hilir) ‘poilah ka sakolah nan ado di dokek itu pasti ado gurunyo urang Toluak’, itu pertanda orang Toluak memang dahulunya banyak berprofesi sebagai guru.

Ketika saya bermukim di Selatpanjang juga ada tokoh masyarakat yang mengatakan bahwa orang Toluak itu pintar-pintar, ketika saya tanya kenapa begitu pak..., ya memang orang Toluak (Teluk Kuantan) itu pintar-pintar katanya, sebut saja Bapak Abdoel Raoef yang pernah menjadi Wedana dulunya disini (maksudnya di Selatpanjang), Umar Usman dan tokoh masyarakat Toluak lainnya katanya. Mudah-mudahan apa yang dikatakan oleh bapak itu ada penggantinya, dan itu menjadi tugas kita semua terutama para pemuda agar perjuangan tokoh-tokoh besar masyarakat Rantau Kuantan supaya cita-cita menjadikan Rantau Kuantan Singingi maju dan makmur dapat tercapai.

Rondang Paku Palomak Makan

Kalau kita bercerita mengenai makanan yang sangat disukai pada waktu itu adalah ‘lomang, puluik kucuang, puti mandi, lopek inti dan rondang paku’. Paku yang dimaksud dengan paku disini bukanlah paku yang digunakan untuk membangun rumah, tetapi sejenis tumbuhan ‘pakis’ yang masa itu banyak tumbuh di Rantau Kuantan.

Rondang paku adalah sejenis masakan yang terbuat dari daun pakis yang dimasak dengan santan kelapa dan bumbu masak lainnya sampai santannya kering menjadi berupa rendang. Anak sekolah yang berasal dari Cerenti, Pangean, Simandolak, Lubuk Jambi dan sebagainya yang jauh dari kota Teluk Kuantan setiap hari Sabtu sore pulang ke kampungnya dan pada Minggu sore akan kembali lagi ke Teluk Kuantan menuntut ilmu seperti biasanya dengan membawa bekal untuk satu minggu berikutnya, tidak lupa rendang paku ikut dibawa karena rendang paku tahan untuk bekal selama satu minggu.

Di Teluk Kuantan mereka tinggal di rumah orangtua angkatnya, menyewa rumah sendiri atau bersama temannya. Desa sawah dan Koto mejadi tempat mereka tinggal yang disukai karena dekat dengan sekolah. Namun betapapun sulitnya masa itu anak muda Rantau Kuantan tetap menuntut ilmu sampai cita-citanya menjadi guru tercapai.

Guru yang ‘killer’ itu

Mengigat masa-masa menuntut ilmu dulu itu ada banyak suka dan dukanya. Ketika itu belum ada transportasi seperti sekarang ini dimana anak sekolah sudah memakai sepeda motor, dan jalan yang mulus beraspal. Transpotasi andalan pada masa itu adalah sepeda reseng (Bhs Inggris: rising) ataupun sepeda unto bahkan ada yang berjalan kaki.

Kalau berbicara mengenai suka dan duka menuntut ilmu, tentu banyak suka dan banyak pula dukanya, tetapi itu tidak menjadi penghalang untuk mencapai cita-cita yang mulia yaitu menjadi ‘Cikgu’. Kalau sukanya adalah pada saat diadakannya acara Pacu Jalur tradisional Rantau Kuantan pada bulan Agustus, kegiatan pacu jalur ini sudah ada semenjak zaman Belanda dulu.

Dahulunya pacu jalur diadakan saat setelah musim panen padi selesai, sebagai tanda syukur kepada Allah SWT masyarakat Rantau Kuantan mengadakan pacu jalur yang disebut ‘pacu godok’ karena setelah selesai acara pacu jalur biasanya masyarakat makan godok (sejenis kue) bersama-sama. Kemudian pada zaman penjajahan Belanda kegiatan pacu jalur diadakan untuk memperingati hari ulang tahun Ratu Wilhelmina, Ratu Kerajaan Belanda waktu itu, barulah setelah Indonesia merdeka pacu jalur diadakan untuk memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang diadakan pada bulan Agustus setiap tahunnya, dan sekarang pacu jalur sudah masuk kalender pariwisata nasional.


Kalau dukanya juga ada, menurut beberapa orang tamatan SPG waktu itu menceritakan kepada saya duka menuntut ilmu ketika itu adalah karena guru-gurunya terkenal disiplin dan tegas terhadap muridnya. Tersebutlah salah satu guru yang paling disiplin diwaktu mengajar, bila ada murid yang main-main dan tidak memperhatikan guru yang sedang menerangkan pelajaran pastilah dia akan mendapat ganjaran. Abdoel Munir nama guru itu, beliau mengajar mata pelajaran bahasa Inggris dan Seni Suara. Ia memang terkenal ‘killer’, Pak Muniang killer istilah mereka, bila ada murid yang tidak memperhatikan dipastikan akan dapat teguran bahkan tinju dan tamparan di pipi, tapi dia tidak pernah dendam dan sakit hati terhadap muridnya yang nakal, dia dengan senang hati tetap mengajar dan tidak bosan-bosannya menasihati murid-muridnya supaya nanti menjadi orang yang berguna bagi nusa, bangsa dan agama, dia adalah guru sejati...., pahlawan tanpa tanda jasa..., dia telah lama tiada, selamat jalan Cikgu,.. selamat jalan pamanku!

Senin, Januari 05, 2009

Kabupaten Kuantan Singingi Menuju Kabupaten Digital


Kantor Bupati

Kabupaten Kuantan Singingi adalah salah satu dari 8 kabupaten di Propinsi Riau yang dimekarkan berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 1999 Tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi, Dan Kota Batam, dimana kabupaten Kuantan Singingi sebelumnya adalah merupakan bagian dari Kabupaten Inderagiri Hulu. Ibukota berpusat di Teluk Kuantan Luas wilayah 7.656 km² 215.114 jiwa. Kepadatan penduduk 28 jiwa/km².

Pada saat ini Kabupaten Kuantan Singingi terdiri dari 12 kecamatan yaitu: Kecamatan Hulu Kuantan, Kecamatan Kuantan Mudik, Kecamatan Gunung Toar, Kecamatan Kuantan Tengah, Kecamatan Singingi, Kecamatan Singingi Hilir, Kecamatan Benai, Kecamatan Pangean, Kecamatan Logas Tanah Darat Kecamatan Kuantan Hilir, Kecamatan Inuman dan Kecamatan Cerenti.



Kantor Bappeda

Topografi

Kabupaten Kuantan Singingi terdiri dari dataran rendah dan dataran tinggi kira kira 400 m di atas permukaan laut. Dataran tinggi di daerah ini cenderung berangin dan berbukit dengan kecenderungan 5 – 300. Dataran tinggi berbukit mencapai ketinggian 400-800 m di atas permukaan laut dan merupakan bagian dari jajaran Bukit Barisan.(wikipedia)

Kuansing Gesa Pembangunan

Meskipun baru berumur setahun jagung (baca: 9 tahun)Kabupaten Kuantan Singingi berusaha mengejar ketinggalannya dari kabupaten-kabupaten yang telah lama berdiri. Beberapa indikator yang menunjukkan hal tersebut adalah digesanya pembangunan fisik dan non fisik untuk mewujudkan Kabupaten Kuantan Singingi yang maju berbudaya dan agamis dengan motto “BASATU NOGORI MAJU”. Pembangunan fisik yang telah dilaksanakan Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi antara lain pembangunan Komplek Perkantoran Pemda yang berlokasi di kawasan Sinambek, pembangunan RSUD, Gedung Pertemuan Abdoel Raoef, Pasar Rakyat, Taman Arena Pacu Jalur dan lainnya. Disamping itu untuk juga telah dibangun ratusan kilometer jalan dan jembatan untuk membuka akses ke desa-desa terpencil di seluruh wilayah kabupaten.

Teluk Kuantan Waterfront City

Kota Teluk Kuantan yang merupakan ibukota kabupaten sekaligus sebagai pusat pemerintahan dengan konsep waterfont city dimana kota menghadap ke sungai Kuantan telah dibangun berbagai infrastruktur seperti Taman Jalur yang merupakan taman tempat bermain dan bersantai bagi masyarakat. Di pinggir sungai juga dibangun turap penahan tebing, yang berfungsi sebagai pengaman tebing supaya tidak longsor akibat erosi arus sungai dan sekaligus sebagai tempat wisatawan lokal maupun domestik menonton pacu jalur yang diadakan setiap bulan Agustus setiap tahun.

Telekomunikasi

Layanan PT Pos Indonesia sudah mencakup ke seluruh bagian daerah yang ada di Kabupaten Kuantan Singingi. Penduduk juga dapat berkomunikasi dengan menggunakan telepon, juga dengan pengembangan teknologi selular, sekarang hampir semua layanan telekomunikasi selular (Telkomsel, Indosat, XL dan Flexi dan PT. Sampurna Telekomunikasi Indonesia dengan produk Ceria-nya ) telah dapat di akses di seluruh daerah di Kuantan Singingi.


Kuantan Singingi Go Digital

Saat Pemerintah Pusat masih kasak-kusuk dengan tender USO (Universal Service Obligation) yang katanya untuk menyediakan infrastruktur telekomunikasi murah bagi masyarakat pedesaan, pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi sudah bertindak lebih jauh, dengan segala keterbatasan dana dan upaya, Pemda Kuantan Singingi berusaha menyediakan layanan akses internet broadband berupa HotSpot Wifi dengan bandwidth 1 mbps bagi masyarakat umum sampai ke kecamatan-kecamatan. Pada saat tulisan ini dibuat (5/1/2009) di Kabupaten Kuantan Singingi, secara bertahap pemerintah daerah telah memasang beberapa HotSpot diantaranya dikawasan Komplek Perkantoran Pemda Kuantan Singingi di Sinambek, di seputar Lapangan Limuno dan Taman Jalur, di Kecamatan Gunung Toar dan Kecamatan Inuman. Menurut Andi Muhammad Ilham sebagai Administrator jaringan, beberapa waktu yang lalu mengatakan untuk selanjutnya akan dipasang di setiap kantor-kantor Camat seperti Kantor Camat Benai dengan memanfaatkan jaringan SIAK Online. Di kota Teluk Kuantan juga sudah tersedia layanan internet Speedy dari PT. Telkom Indonsesia sehingga bagi warga masyarakat yang tinggal di kota Teluk Kuantan dan tidak mempunyai komputer dapat mengkases internet di warnet. Beberapa warnet yang ada di teluk Kuantan antara lain KuantanNet, Jalur Internet di Jln. Proklamasi Sei Jering, ClusterNet dan GlobalNet di Simpang Tiga dan AccessNet yang beralamat di depan SMKN 2 Teluk Kuantan.(yuf)


Turap Pengaman Tebing Sungai Kuantan


Pasar Rakyat


Jembatan Pulau Bungin jembatan ini menghubungkan seberang teluk dengan Kota Teluk Kuantan


Kota Teluk Kuantan terlihat bersih