Peralatan Internet (access point client) di SMK N 1 Benai terancam jadi besi tua karena sejak dipasang sampai sekarang belum juga beroperasi padahal peralatan tersebut sangat diperlukan untuk menunjang kegiatan pembelajaran di sekolah tersebut, terutama untuk keperluan siswa melakukan praktek internet. Pemasangan peralatan access point yang menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tk. I Propinsi Riau tersebut dimaksudkan sebagai backbone ke Server yang ada di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kuantan Singingi. Peralatan itu seyogyanya sudah beroperasi karena semua peralatannya sudah dipasang sejak beberapa bulan yang lalu, baik disisi client pada SMKN 1 Benai maupun disisi Access Point di Disdikpora Kab. Kuantan Singingi, namun demikian sampai sekarang belum juga beroperasi. Para guru yang mengajar di SMKN 1 Benai kalau ditanya mengenal hal itu mengatakan tidak tahu kenapa sampai sekarang belum beroperasi./yuf)
Selasa, Desember 30, 2008
Kamis, Desember 25, 2008
Bos Bakso Lumintu, Benai
Jika Anda para blogger yang jalan-jalan ke Benai sambil pergi wisata ke taman wisata Rawang Udang atau pun ke tempat-tempat lainnya jangan lupa mampir di jalan Soekarno Hatta di pinggiran sungai Kuantan, di sini banyak makanan yang mungkin anda sukai seperti tahu goreng, pisang goreng, bakwan dan lainnya. Salah satu yang saya sukai adalah pondok Bakso Lumintu atau pondok Soto Pincuran Sakti. Sambil makan gorengan kita bisa bercengkerama bersama teman-teman, berdiskusi ataupun hanya sekedar cuci mata melihat indahnya pemandangan sungai Kuantan di sore hari menjelang matahari terbenam.(yuf)
Rabu, Desember 24, 2008
Harga Karet Murah, Hari Musim Penghujan pula Rakyat Menjerit
Sebagian besar penduduk Benai khususnya dan Kabupaten Kuantan Singingi umumnya bermata pencaharian sebagai petani dan penyadap karet, hampir 80 % penduduk merupakan petani atau pekebun karet. Memang daerah sepanjang aliran sungai Kuantan beberapa waktu yang lalu ketika Kabupaten Kuantan Singingi masih bergabung dengan Kabupaten Inderagiri Hulu merupakan daerah penghasil karet terbesar di Riau sama seperti Kampar dan Bengkalis.
Semenjak dibukanya investasi di bidang perkebunan sawit di Riau peran perkebunan karet sedikit banyaknya berkurang, namun masih banyak masyarakat yang menggantungkan penghasilanya dari menyadap karet (manakiak gotah). Pada saat harga karet melambung tinggi sampai diatas Rp. 12.000,- per/kg masyarakat tidak kesulitan menyekolahkan anaknya dan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pasar dan kedai ramai dikunjungi oleh orang yang ingin berbelaja kebutuhan sehari-hari. Tetapi sejak beberapa bulan yang lalu harga karet terus turun sampai Rp. 2.500,- per/kg rakyat seakan menjerit karena tidak mampu lagi memenuhi kebutuhannya, jangan untuk menyekolahkan anaknya, untuk makan saja bukan main susahnya demikian kata seorang Bapak setengah baya yang pekerjaan sehari-harinya sebagai petani penyadap karet.
Mendengar perkataan Bapak itu – saya teringat sebait lagu randai yang sering dilantunkan oleh masyarakat Kuantan Singingi sebagai berikut -- Deen ndak nondak gulai kikiak gulai kikiak banyak tulang, Deen ndak nondak anak panakiak, anak panakiak banyak utang.. (saya tak mau gulai kikiak, gulai kikiak banyak tulang. Saya tak mau anak panakiak, anak panakiak banyak utang)./(yuf)
Kamus:
Randai = suatu kesenian khas masyarakat Kuantan Singingi yang merupakan gabungan seni suara dan drama (melodrama).
Kikiak = sejenis burung Enggang, Rangkong
Panakiak = penyadap karet
Semenjak dibukanya investasi di bidang perkebunan sawit di Riau peran perkebunan karet sedikit banyaknya berkurang, namun masih banyak masyarakat yang menggantungkan penghasilanya dari menyadap karet (manakiak gotah). Pada saat harga karet melambung tinggi sampai diatas Rp. 12.000,- per/kg masyarakat tidak kesulitan menyekolahkan anaknya dan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pasar dan kedai ramai dikunjungi oleh orang yang ingin berbelaja kebutuhan sehari-hari. Tetapi sejak beberapa bulan yang lalu harga karet terus turun sampai Rp. 2.500,- per/kg rakyat seakan menjerit karena tidak mampu lagi memenuhi kebutuhannya, jangan untuk menyekolahkan anaknya, untuk makan saja bukan main susahnya demikian kata seorang Bapak setengah baya yang pekerjaan sehari-harinya sebagai petani penyadap karet.
Mendengar perkataan Bapak itu – saya teringat sebait lagu randai yang sering dilantunkan oleh masyarakat Kuantan Singingi sebagai berikut -- Deen ndak nondak gulai kikiak gulai kikiak banyak tulang, Deen ndak nondak anak panakiak, anak panakiak banyak utang.. (saya tak mau gulai kikiak, gulai kikiak banyak tulang. Saya tak mau anak panakiak, anak panakiak banyak utang)./(yuf)
Kamus:
Randai = suatu kesenian khas masyarakat Kuantan Singingi yang merupakan gabungan seni suara dan drama (melodrama).
Kikiak = sejenis burung Enggang, Rangkong
Panakiak = penyadap karet
Warga Masyarakat Benai Dambakan Layanan Speedy
Seiring dengan kemajuan teknologi komunikasi terutama internet dan kebutuhan akan akses data yang semakin meningkat , warga Kecamatan Benai terutama masyarakat yang tinggal di Kelurahan Benai dan Desa Tebing Tinggi Simandolak dan sekitarnya saat ini sangat mendambakan tersedianya akses layanan data broadband (Broadband Internet Access). Saat ini warga Benai yang membutuhkan akses internet terpaksa pergi ke Teluk Kuantan yang jaraknya cukup jauh kurang lebih 12 kilo meter yang telah tercakup layanan Speedy dari Telkom atau menggunakan layanan GPRS operator seluler yang harganya cukup mahal dan kurang reliable, sedangkan akses internet menggunakan Telkom Flexi juga kurang memuaskan karena sinyal Flexi yang diterima di Benai sangat lemah selain itu harga juga lebih mahal dari Speedy.
Beperapa warga yang ingin memasang layanan Speedy juga sudah menanyakannya ke Customer Service PT. Telkom Teluk Kuantan, namun menurut customer service belum ada kepastian kapan layanan Speedy terealisasi di Benai.
Kepala SMA Negeri 1 Benai Drs. Fadli yang kami temui beberapa waktu yang lalu mengatakan: “Sekarang ini SMAN 1 Benai sangat membutuhkan layanan Speedy dari Telkom untuk menunjang praktek bidang studi TIK (Teknologi Informasi dan Komputer) yang telah masuk kurikulum sejak beberapa tahun lalu, karena tidak adanya akses internet bidang studi tersebut sebatas teorinya saja”. Sedangkan SMK Negeri 1 Benai menurut Kepala sekolahnya Drs. Arman Yulis, MPd, untuk menunjang parktek internet di SMKN 1 Benai terpaksa menggunakan layanan GPRS Indosat atau Telkomnet Instan, menurut kepala sekolah layanan GPRS dan Telkomnet Instan mempunyai kelemahan, selain lambat jika dihubungkan dengan banyak computer di jaringan (LAN) harganya juga masih relatif mahal.
Warga masyarakat Benai sangat mengharapkan agar PT. Telkom mau menyediakan layanan Speedy ataupun Telkom Hotspot Wifi yang harganya cukup terjangkau, selain itu akesnya juga cepat karena merupakan layanan Broadband. Untuk saat ini para siswa dan masyarakat juga guru-guru yang membutuhkan akses internet terpaksa pergi ke Teluk Kuantan menyewa warnet yang jaraknya cukup jauh. Marwan Yohanis, S.Sos salah seorang tokoh Masyarakat Benai yang juga Ketua DPRD Kuantan Singingi juga mengharapkan agar PT. Telkom mau menyediakan layanan Speedy untuk warga masyarakat Benai.(yuf)
Beperapa warga yang ingin memasang layanan Speedy juga sudah menanyakannya ke Customer Service PT. Telkom Teluk Kuantan, namun menurut customer service belum ada kepastian kapan layanan Speedy terealisasi di Benai.
Kepala SMA Negeri 1 Benai Drs. Fadli yang kami temui beberapa waktu yang lalu mengatakan: “Sekarang ini SMAN 1 Benai sangat membutuhkan layanan Speedy dari Telkom untuk menunjang praktek bidang studi TIK (Teknologi Informasi dan Komputer) yang telah masuk kurikulum sejak beberapa tahun lalu, karena tidak adanya akses internet bidang studi tersebut sebatas teorinya saja”. Sedangkan SMK Negeri 1 Benai menurut Kepala sekolahnya Drs. Arman Yulis, MPd, untuk menunjang parktek internet di SMKN 1 Benai terpaksa menggunakan layanan GPRS Indosat atau Telkomnet Instan, menurut kepala sekolah layanan GPRS dan Telkomnet Instan mempunyai kelemahan, selain lambat jika dihubungkan dengan banyak computer di jaringan (LAN) harganya juga masih relatif mahal.
Warga masyarakat Benai sangat mengharapkan agar PT. Telkom mau menyediakan layanan Speedy ataupun Telkom Hotspot Wifi yang harganya cukup terjangkau, selain itu akesnya juga cepat karena merupakan layanan Broadband. Untuk saat ini para siswa dan masyarakat juga guru-guru yang membutuhkan akses internet terpaksa pergi ke Teluk Kuantan menyewa warnet yang jaraknya cukup jauh. Marwan Yohanis, S.Sos salah seorang tokoh Masyarakat Benai yang juga Ketua DPRD Kuantan Singingi juga mengharapkan agar PT. Telkom mau menyediakan layanan Speedy untuk warga masyarakat Benai.(yuf)
Jumat, Desember 12, 2008
Musyawarah Pemuka Masyarakat Benai
MUSYAWARAH PEMUKA MASYARAKAT KECAMATAN BENAI:
Seluruh Komponen Masyarakat Benai Tidak Setuju Melepas Desa-Desa Yang Ada di Kecamatan Benai.
Seluruh komponen masyarakat Benai menolak dan tidak setuju melepas desa-desa yang ada di Kecamatan benai untuk bergabung dengan Kecamatan Sentajo yang akan dibentuk. Keputusan ini diambil dalam silaturahmi/musyawarah pemuka masyarakat se Kecamatan Benai dengan pemuka masyarakat Kecamatan Benai yang berdomisili di Pekanbaru yang berlangsung pada hari Minggu tanggal 30 Nopember 2008 pukul 20.00 WIB bertempat di Hotel Sahid Pekanbaru.
Musyawarah setelah mendengar aspirasi, dialog silaturahmi pemuka masyarakat Kecamatan Benai, Penghulu, KepalaDesa/Kelurahan, Tokoh Pemuda, serta memperhatikan hasil rapat sepakat secara bersama seluruh komponen masyarakat Kecamatan Benai tidak setuju bahkan menolak melepas desa-desa yang ada di Kecamatan Benai untuk bergabung dengan Kecamatan Sentajo yang akan dibentuk.
Selain itu pemuka masyarakat se Kecamatan Benai agar Camat Benai Yuyun Rosadi, S.Sos yang belakangan ini dinilai oleh pemuka masyrakat Kecamatan Benai kurang berkenan untuk memohon maaf kepada seluruh komponen msyarakat atas kelalaian dan keteledorannya dalam mensikapi pembentukan Kecamatan Sentajo yang melibatkan beberapa desa di Kecamatan Benai tanpa melalui musyawarah Kecamatan atau MUBES. Memohon kepada Bapak Bupati Kuantan Singingi untuk menegur Camat Benai agar menjaga hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga tidak timbul keresahan dan pertentangan kepentingan.
Musyawarah juga memutuskan untuk membentuk Forum Silaturahmi Kecamatan Benai demi memelihara hubungan silaturahmi dalam Kecamatan Benai. Ikut menandatangani keputusan musyawarah tersebut antara lain Prof.DR.Ir Aras Mulyadi, DEA, IR. H Asmadi Samad, MT, Drs. H Raja Ilyas Aman, Msi, Aditiawarman Datuk Muncak, S. Sinulingga, H. Parlis, Ajasmi, Heri Indra Putra, SE dan Ir. Faisal.(ยต)
Seluruh Komponen Masyarakat Benai Tidak Setuju Melepas Desa-Desa Yang Ada di Kecamatan Benai.
Seluruh komponen masyarakat Benai menolak dan tidak setuju melepas desa-desa yang ada di Kecamatan benai untuk bergabung dengan Kecamatan Sentajo yang akan dibentuk. Keputusan ini diambil dalam silaturahmi/musyawarah pemuka masyarakat se Kecamatan Benai dengan pemuka masyarakat Kecamatan Benai yang berdomisili di Pekanbaru yang berlangsung pada hari Minggu tanggal 30 Nopember 2008 pukul 20.00 WIB bertempat di Hotel Sahid Pekanbaru.
Musyawarah setelah mendengar aspirasi, dialog silaturahmi pemuka masyarakat Kecamatan Benai, Penghulu, KepalaDesa/Kelurahan, Tokoh Pemuda, serta memperhatikan hasil rapat sepakat secara bersama seluruh komponen masyarakat Kecamatan Benai tidak setuju bahkan menolak melepas desa-desa yang ada di Kecamatan Benai untuk bergabung dengan Kecamatan Sentajo yang akan dibentuk.
Selain itu pemuka masyarakat se Kecamatan Benai agar Camat Benai Yuyun Rosadi, S.Sos yang belakangan ini dinilai oleh pemuka masyrakat Kecamatan Benai kurang berkenan untuk memohon maaf kepada seluruh komponen msyarakat atas kelalaian dan keteledorannya dalam mensikapi pembentukan Kecamatan Sentajo yang melibatkan beberapa desa di Kecamatan Benai tanpa melalui musyawarah Kecamatan atau MUBES. Memohon kepada Bapak Bupati Kuantan Singingi untuk menegur Camat Benai agar menjaga hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga tidak timbul keresahan dan pertentangan kepentingan.
Musyawarah juga memutuskan untuk membentuk Forum Silaturahmi Kecamatan Benai demi memelihara hubungan silaturahmi dalam Kecamatan Benai. Ikut menandatangani keputusan musyawarah tersebut antara lain Prof.DR.Ir Aras Mulyadi, DEA, IR. H Asmadi Samad, MT, Drs. H Raja Ilyas Aman, Msi, Aditiawarman Datuk Muncak, S. Sinulingga, H. Parlis, Ajasmi, Heri Indra Putra, SE dan Ir. Faisal.(ยต)
Kamis, Desember 11, 2008
Kecamatan Benai
Benai adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kuantan Singingi dengan ibukota Kecamatan di Benai luas wilayah : 249,36 km2 atau sekitar 3,26% dari keseluruhan luas Kabupaten Kuantan Singingi.
Kecamatan Benai terdiri dari : 2 Kelurahan dan 23 Desa yaitu Kelurahan Beringin Jaya dan Kelurahan Benai,Desa Koto Benai, Tolontam, Banjar Benai, Gunung Kesiangan, Banjar Lopak, Pulau Kalimanting, Tanjung, Pulau Ingu, Simandolak, Jalur Patah, Tebing Tinggi, Pulau Lancang, Pulau Tongah, Ujung Tanjung, Siberakun, Benai Kecil, Teratak Air Hitam, Seberang Teratak Air Hitam, Geringging Baru, Marsawa, Langsat Hulu, Muara Langsat , dengan jumlah penduduk Kecamatan Benai: 25.839 jiwa dengan kepadatan penduduk rata-rata 103,62 jiwa/km2 (Statistik Tahun 2000).
Kecamatan Benai terdiri dari : 2 Kelurahan dan 23 Desa yaitu Kelurahan Beringin Jaya dan Kelurahan Benai,Desa Koto Benai, Tolontam, Banjar Benai, Gunung Kesiangan, Banjar Lopak, Pulau Kalimanting, Tanjung, Pulau Ingu, Simandolak, Jalur Patah, Tebing Tinggi, Pulau Lancang, Pulau Tongah, Ujung Tanjung, Siberakun, Benai Kecil, Teratak Air Hitam, Seberang Teratak Air Hitam, Geringging Baru, Marsawa, Langsat Hulu, Muara Langsat , dengan jumlah penduduk Kecamatan Benai: 25.839 jiwa dengan kepadatan penduduk rata-rata 103,62 jiwa/km2 (Statistik Tahun 2000).
Langganan:
Postingan (Atom)